Kamis, 12 Juli 2012

9 Mitos Tentang Jodoh


 
Vemale.com - Kalau sudah jodoh, tidak akan ke mana. Bagaimana, apakah Anda percaya akan kalimat tersebut?
Namanya jodoh mungkin akan selalu dipertemukan dengan cara apapun. Tetapi bukan berarti kalau sudah jodoh, ke depannya tak akan ada masalah dalam hubungan lho.
Sekarang ini, sebagian besar orang terlalu percaya dan menaruh harapan tinggi akan 'si jodoh'. Beranggapan kalau sudah jodoh maka semua perjalanan asmara akan lempeng-lempeng saja, tak ada masalah dan berjalan mulus. Padahal semua itu hanya mitos.
Tidak. Di sini kita tidak sedang membuat Anda bersedih atau tak percaya kalau suatu hari nanti Anda bertemu dengan jodoh. Namun, Anda juga harus menyadari bahwa saat bertemu dengan jodohpun, di sana akan ada kendala, ada masalah, tinggal bagaimana kemauan Anda dan si dia saja untuk menyelesaikan masalah dan tetap menggenggam erat ikatan cinta itu.
Mitos jodoh 1: kalau sudah jodoh tak akan ke mana
Kami mengatakannya itu sebuah mitos. Karena kebanyakan orang akhirnya tidak berbuat apa-apa akibat terlalu menaruh harapan tinggi 'jodoh tidak akan ke mana'. Sekali lagi, kami tegaskan, jodoh mungkin tidak akan ke mana, karena semua sudah ada garis takdirnya. Tetapi, bila Anda tidak berusaha dan tidak berbuat apa-apa, bagaimana Anda bisa bertemu dengan jodoh? Jika Anda masih menutup pintu hati, tidak mau berinteraksi dan memilih diam di rumah saja, bagaimana Anda bisa bertemu jodoh?
Jodoh, memang tidak akan ke mana. Tetapi Anda juga harus berusaha untuk menemukannya. Contoh konkritnya saja, dengan bergabung dalam komunitas positif yang ada, membuka hati, dan memberikan kesempatan untuk seseorang mengenal Anda lebih dalam lagi.
Mitos jodoh 2: kalau sudah jodoh tidak akan bertengkar
Eh, siapa bilang? Namanya juga manusia, sekalipun sudah jodoh, sudah saling cocok, namun selisih pendapat itu selalu ada. Pertengkaran akan selalu ada. Yang terpenting adalah saat merasa sudah cocok dengan seseorang, jangan terlalu mudah mengatakan putus saat bertengkar (apalagi kalau masalahnya sepele.) Lebih baik membahas dan menemukan jalan keluar untuk kepentingan bersama.
Mitos jodoh 3: kalau sudah jodoh pasti romantis
Romantis atau tidak kan sebenarnya tergantung pada cara seseorang masing-masing. Tidak selalu ditunjukkan dengan makan malam, bunga, dan perhiasan. Jadi, jangan samakan pria yang satu dengan yang lain. Dia tidak pernah membelikan Anda bunga, belum tentu dia tidak romantis. Dan belum tentu dia bukan jodoh Anda.
Mitos jodoh 4: kalau sudah jodoh, pemikirannya sama
TOTALLY WRONG! Sekalipun sudah jodoh, Anda dan si dia adalah dua manusia yang berbeda. Sama-sama berpikir dan punya pendapat masing-masing. Jadi bila Anda berdua tidak sepaham, itu juga tak apa. Sebuah kewajaran dan manusiawi kok. Jangan langsung berpikir Anda tidak jodoh ketika pasangan punya pendapat berbeda.
Mitos jodoh 5: kalau sudah jodoh, selalu bisa terbuka
Ada beberapa kasus yang mana, kepada siapapun ia menjadi pribadi yang tertutup. Bisa dikarenakan trauma atau memang kepribadiannya begitu. Dan sebenarnya wajar juga kok, bila kepada pasangan kita sulit untuk terbuka akan segala hal. Mungkin dalam beberapa hal, kita lebih nyaman bercerita terhadap sahabat wanita, atau kepada saudara.
Mitos jodoh 6: kalau sudah jodoh, semua masalah pasti bisa dipecahkan
Well, sadari saja bahwa tak semua masalah bisa dipecahkan berdua saja. Ada beberapa masalah yang memang kita masih membutuhkan campur tangan dari orang lain. Dan menurut penelitian, seperti dikutip dari Care2.com, hanya 80% problem asmara saja yang bisa dipecahkan oleh kedua pasangan. Sisanya, ada yang mengambang, dan ada yang membutuhkan campur tangan orang lain (semisal keluarga) untuk menyelesaikannya.
Mitos jodoh 7: kalau sudah jodoh, seks itu bukan hal utama
Dalam pernikahan, seks tetap memegang peranan penting dalam hubungan suami istri. Sebuah kebutuhan yang memang harus dipenuhi dan tak bisa diabaikan begitu saja. Terbukti bahwa banyak orang merasa tidak puas dalam kehidupan seks bersama pasangan, sehingga akhirnya ia mencari pemenuh kebutuhan tersebut.
Mitos jodoh 8: kalau sudah jodoh ia mau melakukan apa saja demi Anda
Hei, Anda bukan tuan putri yang segala keinginannya harus dipenuhi. Sekalipun ia jodoh, ada kalanya pasangan punya kehendak sendiri. Dan tak ingin diatur terus menerus oleh Anda. Jadi, berpikirlah berbeda dan rasional. Jika sudah jodohpun, pasangan tetaplah orang yang punya kehendak bebas. Yang tak bisa diubah dan diatur seenaknya. Tidak bisa diminta melakukan semua hal dan menuruti keinginan Anda.
Mitos jodoh 9: kalau sudah jodoh, ia akan menerima apa adanya
Apa adanya, adalah sebuah istilah yang sebenarnya cukup menjebak. Sebagian orang percaya apa adanya itu berarti ya tidak melakukan apa-apa, membiarkan semua yang berantakan tetap berantakan, yang tidak terurus tetap tidak terurus. Sebut saja soal penampilan, kalau cinta apapun kondisinya tetap akan diterima. Tetapi giliran pasangan melirik kagum pada wanita lain yang care dengan penampilannya, kita protes dan marah-marah.
Ladies, bagaimanapun pria adalah makhluk visual yang senang dimanjakan dengan pemandangan indah. Jadi, jika memang selama ini Anda kurang memperhatikan penampilan, ubah kebiasaan Anda. Tak harus juga berdandan menor kok, cukup lebih perhatikan dan tampil rapi agar enak dilihat dan membuat pasangan jadi selalu kangen.
Kalau sudah jodoh, ia akan menerima apa adanya. Dan alangkah baiknya bila apa adanya itu adalah kita yang care soal penampilan dan care soal hati.

Ini Dia Jenis-Jenis Galau

Sebuah broadast message masuk di BBM, dan alhasil kami dibuat terpingkal-pingkal seharian gara-gara jenis-jenis galau. Ngomong-ngomong soal galau, ternyata galau itu ada beberapa macam. Seperti yang kami kutip dari hasil broadcast message teman berikut ini:
1. GAMPANGAN
GAMPANGAN adalah singkatan dari GAlau Mencari PAsaNGAN. Galau jenis ini dikarenakan belum mendapat pasangan. Setiap kali mencoba berkenalan dan menjalin hubungan dengan orang baru, ujung-ujungnya selalu gagal. Padahal, maksud hati sih sudah ingin mengganti status Facebook menjadi 'in relationship.
2. GABUNGAN
GABUNGAN adalah singkatan dari GAlau BUtuh pasaNGAN. Galau ini disebabkan belum mendapat pasangan dan sangat membutuhkan sekali pasangan untuk mengobati kegalauannya yang sangat akut. Alhasil, kegalauan ini menyebabkan sering ngejunk di social media, pagi, siang, sore dan malam. Ya nasib... ya nasib...
3. GARUT
GARUT adalah singkatan dari GAlau RUTin. Jenis ini menjadikan galau sebagai rutinitas sehari-harinya. Bisa dibilang 'Tiada hari tanpa galau' telah menjadi motto hidupnya. Semua status BBM, YM, WhatsApp, Twitter, Facebook isinya galau melulu. Kalau nggak mengcopy-paste lagu-lagu mellow, menulis emoticon sedih, atau curhat soal sang mantan.
4. GANTENG
GANTENG adalah singkatan dari GAlau di atas geNTENG. Galau jenis ini mempunyai tempat khusus untuk mencurahkan kegalauannya yaitu di atas genteng. Disarankan untuk tidak meniru galau jenis ini, karena pernah ada yang mencoba dan akhirnya nggak bisa turun (sukurin deh lu!).
5. GAJIAN
GAJIAN adalah singkatan dari GAlau uJIAN. Galau jenis ini terjadi pada saat sebelum, sedang dan setelah ujian. PERHATIAN:dapat menyebabkan kantuk berat saat mengerjakan ujian, komplikasi mata sembab keesokan paginya serta kepala pening karena banyak keluar air mata.
6. GATRA
GATRA adalah singkatan dari GAlau TRAgis. Galau jenis ini terjadi seakan-akan penderitanya telah mengalami tragedi yang sangat hebat. Padahal sih akibat dicuekin gebetan. Oh... capek deh...
7. GARING
GARING adalah singkatan dari GAlau RINGan. Gejala kegalauan jenis ini terjadi tidak begitu akut namun tetap saja menular. Terbukti pada teman-teman di Twitter, dan biasanya terjadi pada malam minggu. Nggak percaya? buktikan sendiri saja.
8. GANGSTER
GANGSTER adalah singkatan dari GAlau NGeneS TERus. Galau jenis ini sangat berbahaya karena tidak hanya menular namun juga dapat menyebabkan emosi.
9. GSM
GSM adalah singkatan dari Galau Setiap Malam. Galau jenis ini sama halnya dengan galau rutin namun waktunya lebih spesifik lagi yaitu pada malam hari.
10. GATOTKACA
GATOTKACA adalah singkatan dari GAlau meloTOTin muKA di kaCA. Galau jenis ini terjadi pada saat penderita sedang bercermin memandangi wajahnya (yang tampang pas-pasan).